Yang detak jantungku disesap memanjang beribu kali
Yang semilirku terhirup bibir indah sedalam curam
Yang perawanku tertinggal di tanah katulistiwa tahun menyilam
Yang seindah mata fara kemudian terbungkus kibar-kibar api
Yang senyawa jadah tepi kali, tertelan lendut jadikan busuk
Yang mekar kala pejaman terbuka pada pagi kelabu
Masih aku
Tanpa rikuh bernostalgia dengan dekapan nafsu
Tampak layaknya kerbau mandi lumpur,
Sudah dungu, bau
0 comments:
Posting Komentar