Jumat, 09 April 2010

aku...

Yang detak jantungku disesap memanjang beribu kali

Yang semilirku terhirup bibir indah sedalam curam

Yang perawanku tertinggal di tanah katulistiwa tahun menyilam

Yang seindah mata fara kemudian terbungkus kibar-kibar api

Yang senyawa jadah tepi kali, tertelan lendut jadikan busuk

Yang mekar kala pejaman terbuka pada pagi kelabu

Masih aku

Tanpa rikuh bernostalgia dengan dekapan nafsu

Tampak layaknya kerbau mandi lumpur,

Sudah dungu, bau

0 comments:

Posting Komentar