Rabu, 24 Maret 2010

Dari Sebuah Ruangan Ku Tulis Ini...

aku tak benar benar ingin membagikan ini pada kalian..
aku tak keberatan jika kalian lewati ruangan ini tanpa meninggalkan komentar....

aku lebih menganggap dengan menulis ini, aku bicara atau mungkin menasihati seseorang di dalam cermin setiap aku berkaca....

aku telah katakan beberapa hal kepadanya, yang selalu dia lupakan...

ku ajarkan kepadanya untuk tidak terburu buru ungkapkan perasaan walau dengan isyarat...
sungguh dia sangat lemah dalam pelajaran ini....
bukankah hal tersebut selalu berujung dengan sakit hati?
dia selalu mengulang kesalahan yang sama berkali kali...
bodoh...kasihan....

ku ingatkan dengan bahasa sehalus mungkin, siapa dia adanya, bagaimana keadaannya..
bahwa terlalu sederhana - jika tidak mau di sebut fakir - sudah jadi cetak biru baginya..
aku menghela nafas panjang setiap kali dia mengatakan 'tidak ada yang tidak mungkin selama kita yakin dan terus berusaha", kilahnya...

yang terakhir ku katakan kepadanya 'sering seringlah mengaca, dan mengaca tak harus dengan cermin"..
kali ini dia tersentak mendengar ucapanku..
dia memandang tajam tepat di pupilku...
aku bisa merasakan, betapa kalimat sederhanaku menggetarkan hatinya...

aku tak berniat menghibur hatinya saat dia sedih menyesali semuanya..
aku tak ingin mengusik tangis jiwanya yang dia lampiaskan dengan tulisan tulisan puisi elegi hati...
aku jadi saksi kala dia mencoba melawan perasaan yang menyiksanya...

suatu pagi ku temukan dia tak seperti biasanya...
wajah cerah dan senyum ramah membuat dia terlihat menarik...

di katakannya kepaku, bukankah hidup itu sederhana? ku iyakan saja...
bukankah berusaha dan menentukan tujuan jugta harus sesuai daya kita?aku mengangguk...
bukankah semua yang kita miliki sangat lebih dari cukup jika kita mau bersyukur?aku terharu mendengar itu...

kini, kami berjalan bersama tanpa beban...
jika kalian bersedia, berjalanlah di sebelah kami....

0 comments:

Posting Komentar