Kamis, 30 September 2010

Nyawa Sebuah Kebersamaan


“Kebersamaan…” Apa yang terbersit di benak anda terhadap kata tersebut?

Kebersamaan bisa diungkapkan seperti bersatu menuju suatu cita-cita atau harapan, bekerja bersama-sama, melakukan sesuatu secara kompak, membentuk satu sistem dari berbagai badan, dll. Segala makna kebersamaan tidak pernah jauh dari kesatuan dalam mencapai tujuan bersama. Sering kita dengar, bahwa hidup ini selalu membutuhkan kerjasama, kekompakan dan kebersamaan.

Tidak ada satu pun makhluk hidup maupun mati di alam ini yang mampu bergerak, tercipta dan menggapai suatu hal dengan sendirinya. Semua memerlukan obyek yang satu dengan yang lain. Contohnya manusia (benda hidup) memerlukan telepon (benda mati) untuk berkomunikasi. Sedangkan telepon tidak akan ada jika saat lampau manusia tidak bersatu, menciptakannya dari buah pikiran manusia. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kebersamaan itu sangatlah vital dalam mencapai suatu hal.

Mengingat sejarah Negara kita dahulu, yang pernah berkali-kali dijajah hingga ratusan tahun ternyata membawa dampak positif bagi kita sekaligus dunia internasional. Masa awal penjajahan Indonesia, perlawanan yang dilakukan masih bersifat kedaerahan dan belum bersatu. Rakyat masih terus dimanfaatkan serta di bodohi oleh penjajah.

Tahun demi tahun telah terlewati tanpa adanya persatuan dari sabang sampai merauke hingga suatu saat beberapa orang membentuk sebuah kelompok yang bernama Budi Utomo. Dari sini-lah cikal bakal buah pikiran cemerlang bangsa Indonesia untuk menentang penjajah. Mengupayakan kemerdekaan setiap individu, memperoleh haknya masing-masing dan hidup bebas tanpa tekanan dari pihak lain.

Lahirnya Budi Utomo memberi inspirasi pemuda bangsa untuk membentuk perkumpulan lain pula. Sedikit demi sedikit kebersamaan mereka terpupuk lewat kekompakan karena memang satu tujuan mereka, yakni kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bentuk perlawanan bangsa kita awalnya dilakukan per-desa, kota dengan bertumpukan pada kelompok-kelompok pejuang di tiap tempat. Setelah beberapa lama, kegagalan memukul mundur penjajah membawa pemikiran baru bagi para pejuang. Sampai akhirnya para pejuang memutuskan untuk membuat kelompok yang lebih besar di ibukota, membentuk satu sistim yang kuat agar tidak mudah dikalahkan oleh para penjajah.

Dengan semangat kebersamaan yang berkobar-kobar, kerjasama yang kompak antar kelompok besar pejuang, pemikiran yang ulet, siasat yang bagus, satu cita-cita, satu harapan, akhirnya bangsa Indonesia lambat laun memperoleh kemerdekaan dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan bangsa lain. Itulah bangsa kita yang tangguh luar biasa, Indonesia. Yang dulunya tidak berdaya melawan penjajah, tetapi sekarang mampu mengayomi rakyatnya.

Tidak sampai di sini saja, kemerdekaan Indonesia membawa pengaruh yang besar bagi negara-negara lain yang dijajah. Negara-negara tersebut mencontoh semangat kebersamaan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan dari tangan penjajah. Terutama Negara-negara di Asia-Afrika. Seperti inilah “nyawa” dari kebersamaan yang dilakukan secara luar biasa itu. Terlebih jika mampu mengilhami orang lain dalam menggapai sesuatu yang awalnya terasa tidak mungkin dikerjakan sendiri.

Lebih lanjut mengenai kebersamaan, apa semua bentuk kekompakan, berkumpul pada satu tempat, satu tujuan, satu harapan dapat dikatakan sebagai kebersamaan? Hmm… Tentu saja tidak!!! Kebersamaan ini hendaklah dalam artian yang baik, mempunyai tujuan yang baik, orientasi ke depan yang baik, kemaslahatan yang baik, dsb.

Coba anda simak orang yang bermain sabung ayam. Mereka berkumpul, mempunyai satu tujuan untuk menang. Lalu, apa masalahnya? Begini, meskipun tujuannya sama-sama untuk menang, tetapi setiap dari mereka pasti mengharapkan anggota lainnya untuk kalah, sehingga satu orang itulah yang akan “memperoleh lebih” atas yang lainnya. Ow ow ow… Bukan seperti itu yang namanya kebersamaan. Kebersamaan tidak melahirkan egoisme dalam kelompoknya. Inilah nyawa dari kebersamaan. Ohh… Ternyata begitu??! ?

Oke… Lanjuuut, Mbak, Mas, Bapak, Ibu, Adik ! Berlawanan dengan keadaan diatas. Bagaimana jika seseorang berada pada jarak yang berjauhan tetapi tetap berinteraksi, dan mereka mempunyai satu tujuan yang sama? Yap, bagaimana menurut anda? Hmm… Meski berjauhan, ini dikatakan kebersamaan looh…

Contohnya tentang pembangunan nasional. Kita sebagai masyarakat berpencar-pencar tempat tinggalnya terhadap yang lain. Tetapi, dalam implementasinya kita sama-sama memenuhi kewajiban dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Maka, ini dapat dimaknai sebagai kebersamaan dalam membangun negara.

Jadi, kebersamaan menumbuhkan kemaslahatan bagi sesamanya secara merata, tidak ada diskriminasi. Inilah nyawa dari kebersamaan. Looh, meskipun kita mensukseskan pembangunan nasional, tapi kenapa ada pihak yang masih dirugikan? Contohnya orang-orang kecil. Berarti gak jadi disebut kebersamaan dong? Mungkin dibenak pembaca ada yang berpikiran seperti itu. Baiklah… Begini, masalah tersebut tergantung langkah-langkah yang diambil pemerintah. Tentunya pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini. Memerlukan proses yang cukup lama karena memang tidak mudah.

Sebagai warga negara yang baik, hendaklah kita ikut berpartisipasi dalam input-output pemerintah. Sikap apatis hanya akan menghambat laju pemerintah untuk mensejahterakan warganya.

Dalam berinteraksi di sebuah kebersamaan, diperlukan kunci-kunci istimewa agar nyawa kebersamaan ini tidak mudah mati/padam. Apa sajakah itu?

1. Berdamai dengan perbedaan

Memang sulit jika kita berada dalam lingkungan yang dipenuhi perbedaan. Berbagai kepentingan yang saling bertentangan kadang timbul dan pergi. Bukan dunia namanya jika tanpa perbedaan menghiasi kehidupan ini. Tapi apa salahnya jika kita menerima segala perbedaan itu. Perbedaan tidak untuk diperdebatkan, melainkan untuk menipiskan kekurangan, dan memperkaya kelebihan masing-masing pihak jika satu sama lain mau mengambil hikmah darinya.

2. Bersikap dewasa

Dewasa apa berarti berumur diatas 17 tahun? Aaah… Belum tentu. Dewasa disini bermakna berpikiran logis, realistis, serta tidak mengkultuskan sesuatu. Bersikap dan berpikiran dewasa sangat diperlukan dalam setiap menghadapi perbedaan.

3. Mengetahui peran/posisinya masing-masing

Dapat diartikan saling tenggangrasa antarsesama.

4. Menyatukan visi dan misi

Hal ini tidak kalah pentingnya. Contoh : mau dibawa kearah mana adanya perkumpulan ini? Bagaimana orientasi kedepannya? Apakah tiap anggota berpikiran sama?

5. Selalu kompak dalam menghadapi permasalahan

Ini dia… KOMPAK ! Namanya juga kebersamaan gitu !!! Ya harus kompak.

6. Rukun dan saling berprasangka baik

7. Musyawarah untuk mencapai mufakat.

Yah, itulah beberapa kunci kebersamaan. Yang menjadi pertanyaannya adalah, Apakah kita sudah turut serta dalam KEBERSAMAAN? Apakah kita sudah melaksanakan tiap poin dari kunci kebersamaan? Apa kita memahami nyawa kebersamaan? Anda pasti mengetahui jawaban dari hati anda masing-masing. Di mulai dari lingkungan keluarga, kebersamaan dapat dipupuk dengan gotong-royong membersihkan rumah. Dari lingkungan masyarakat, dapat dilakukan dengan kerjasama membangun desa/kota yang makmur.

Lingkungan sekolah, dapat dipupuk dari kegiatan OSIS, Pramuka, dll yang sangat membutuhkan solidaritas dari sebuah sistim yang kuat. Di lingkungan bernegara, kebersamaan membangun negara adalah sesuatu yang wajib kita laksanakan. Melalui prestasi-prestasi yang membanggakan, Indonesia melangkah untuk bersaing dengan negara lain sedunia.

Hmm… Apakah Anda sudah berprestasi dalam hidup Anda ???

Kehidupan terus bergulir, dunia tidak pernah statis. Ada 2 hal yang diimpikan dunia ini, yaitu pemimpin yang bijaksana dan kebersamaan.


sumber :http://spiritwithin.co.tv/nyawa-sebuah-kebersamaan

0 comments:

Posting Komentar